Alfred Lothar Wegener lahir di Berlin pada tanggal 1 November 1880 adalah seorang ilmuwan dan meteorolog dari Jerman. Ia dikenal dengan teorinya mengenai Continental Drift (Kontinentalverschiebung), yang dikemukakan pada tahun 1912 yang menyatakan bahwa kontinen secara perlahan bergerak di permukaan bumi. Sayangnya, pada saat itu ia tidak dapat mendemonstrasikan mekanisme pergerakan tersebut; karena kekurangan bukti yang kuat maka hipotesis ini belum dapat diterima sampai tahun 1950an, ketika berbagai penemuan baru membuktikan kebenaran teori continental drift.
KARIR
Wegener menuntut ilmu di University of Berlin dan mendapat gelar Ph.D dalam bidang astronomi pada tahun 1904. Ia menjadi sangat tertarik pada bidang ilmu lain yaitu meteorologi setelah menikahi puteri seorang ahli meteorologi dan klimatologi Wladimir Koppen. Wegener mempelopori penggunaan balon udara untuk mempelajari pergerakan udara. Ceramah ilmiahnya yang berjudul The Thermodynamics of the Atmosphere menjadi acuan standar dalam meteorologi. Wegener mengadakan beberapa ekspedisi ke Greenland untuk mempelajari sirkulasi udara di kutub (polar air circulation). Dalam ekspedisi terakhirnya Alfred Wegener dan temannya Rasmus Villumsen dilaporkan hilang pada November 1930. Jasad Wegener ditemukan pada tanggal 12 Mei, 1931. Penyebab kematiannya diduga karena gagal jantung.
CONTINENTAL DRIFT
Menelusuri University of Marburg, tempat dimana Wegener mengajar di tahun 1911, diketahui bahwa ia pernah dikagetkan oleh keberadaan fosil dalam strata geologi yang sekarang dipisahkan oleh lautan. Penjelasan atau teori yang dapat diterima saat itu untuk menjelaskan anomali fosil tersebut adalah land bridges (jembatan darat), tetapi Wegener meyakinkan bahwa kontinen itu sendiri telah mengalami pergeseran sehingga terpisah dari kontinen induknya (supercontinent), yang terjadi sekitar 180 juta tahun yang lalu, hal ini terlihat dari bukti fosil yang terdapat didalamnya. Wegener menggunakan fitur - fitur alam, fosil, dan iklim sebagai bukti untuk mendukung hipotesisnya tentang continental drift. Contoh dari fitur alam alam yang digunakan adalah posisi antar gunung di Afrika dan Amerika Selatan yang sejajar; juga keberadaan batubara di Eropa cocok dengan keberadaan batubara di Amerika Utara. Wegener juga mencatat bahwa fosil reptil seperti Mesosaurus dan Lystrosaurus ditemukan di tempat yang sekarang terpisahkan oleh lautan. Seiring dengan kemungkinan bahwa reptil tersebut telah berenang dengan jarak yang sangat jauh, Wegener yakin bahwa reptil-reptil tersebut pernah hidup pada satu daratan yang kemudian terpisah atau terbagi-bagi. Tahun 1912 Wegener menerbitkan teori “Continental Drift”, yang menyebutkan bahwa semua kontinen pada awalnya merupakan satu kesatuan dan kemudian karena pergerakannya kontinen tersebut terbagi menjadi beberapa bagian.
Pada tahun 1915, dalam The Origin of Continents and Oceans (Die Entstehung der Kontinente und Ozeane), Wegener mempublikasikan teori bahwa dahulu pernah ada satu superkontinen raksasa, yang di kemudian hari dinamakannya “Pangaea” yang berarti “Semua Daratan” atau “Semua Tanah”, dan mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai bidang. Dalam edisi terakhirnya, sebelum kematiannya, ia mengemukakan hasil observasinya bahwa lautan yang lebih dangkal secara geologi berusia lebih muda.
TEORI GAYA SENTRIFUGAL
Alfred Wegener mengemukakan teori untuk menjelaskan continental drift, walaupun tidak sepenuhnya benar. Teorinya mengemukakan bahwa gaya sentrifugal telah menggerakkan kontinen terhadap ekuator ketika bumi berputar. Dia menganggap pergerakan sentrifugal tersebut ditambah pasang surut pada kontinen (yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara matahari dan bulan) akan berpengaruh pada pergerakan kontinen.
REAKSI
Dalam pekerjaannya, Wegener menyajikan bukti-bukti untuk mendukung teori continental drift-nya, tetapi ia tidak dapat menyajikan mekanisme yang tepat untuk meyakinkan hal tersebut. Ide-idenya menarik beberapa pendukung seperti Alexander Du Troit dari Afrika Selatan dan Arthur Holmes dari Inggris. Walaupun demikian, pada masa itu hipotesisnya tetap diragukan. Pada tahun 1924 pekerjaan Wegener dipublikasikan dalam edisi Amerika, publikasi ini sangat kurang diterima sehingga American Association of Petroleum Geologists mengadakan simposium khusus untuk menentang hipotesis continental drift. Pada tahun 1930 teori Wegener hampir dilupakan oleh komunitas ilmuwan dan tetap kabur untuk hampir tiga puluh tahun.
Pada tahun 1950 dan 1960 beberapa perkembangan baru muncul dalam ilmu kebumian, salah satunya adalah penemuan penyebaran dasar samudera (seafloor spreading) dan zona Wadati-Benioff (Wadati-Benioff zones), menuntun pada kebangkitan hipotesis continental drift dan teori tektonik lempeng (plate tectonics). Alfred Wegener kemudian dikenal sebagai Bapak Penemu dari salah satu revolusi keilmuan mayor abad 20.
PENGHARGAAN DAN PENGHORMATAN
Institut Alfred Wegener untuk penelitian kutub dan kelautan (Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research) di Bremerhaven, Jerman didirikan pada tahun 1980 pada seratus tahun kematiannya. Penamaan beberapa hal untuk menghormati Wegener seperti The Wegener impact craters di mars dan bulan, asteroid 29227 Wegener dan semenanjung tempat ia meninggal di Greenland dinamakan Semenanjung Wegener.
KARIR
Wegener menuntut ilmu di University of Berlin dan mendapat gelar Ph.D dalam bidang astronomi pada tahun 1904. Ia menjadi sangat tertarik pada bidang ilmu lain yaitu meteorologi setelah menikahi puteri seorang ahli meteorologi dan klimatologi Wladimir Koppen. Wegener mempelopori penggunaan balon udara untuk mempelajari pergerakan udara. Ceramah ilmiahnya yang berjudul The Thermodynamics of the Atmosphere menjadi acuan standar dalam meteorologi. Wegener mengadakan beberapa ekspedisi ke Greenland untuk mempelajari sirkulasi udara di kutub (polar air circulation). Dalam ekspedisi terakhirnya Alfred Wegener dan temannya Rasmus Villumsen dilaporkan hilang pada November 1930. Jasad Wegener ditemukan pada tanggal 12 Mei, 1931. Penyebab kematiannya diduga karena gagal jantung.
CONTINENTAL DRIFT
Menelusuri University of Marburg, tempat dimana Wegener mengajar di tahun 1911, diketahui bahwa ia pernah dikagetkan oleh keberadaan fosil dalam strata geologi yang sekarang dipisahkan oleh lautan. Penjelasan atau teori yang dapat diterima saat itu untuk menjelaskan anomali fosil tersebut adalah land bridges (jembatan darat), tetapi Wegener meyakinkan bahwa kontinen itu sendiri telah mengalami pergeseran sehingga terpisah dari kontinen induknya (supercontinent), yang terjadi sekitar 180 juta tahun yang lalu, hal ini terlihat dari bukti fosil yang terdapat didalamnya. Wegener menggunakan fitur - fitur alam, fosil, dan iklim sebagai bukti untuk mendukung hipotesisnya tentang continental drift. Contoh dari fitur alam alam yang digunakan adalah posisi antar gunung di Afrika dan Amerika Selatan yang sejajar; juga keberadaan batubara di Eropa cocok dengan keberadaan batubara di Amerika Utara. Wegener juga mencatat bahwa fosil reptil seperti Mesosaurus dan Lystrosaurus ditemukan di tempat yang sekarang terpisahkan oleh lautan. Seiring dengan kemungkinan bahwa reptil tersebut telah berenang dengan jarak yang sangat jauh, Wegener yakin bahwa reptil-reptil tersebut pernah hidup pada satu daratan yang kemudian terpisah atau terbagi-bagi. Tahun 1912 Wegener menerbitkan teori “Continental Drift”, yang menyebutkan bahwa semua kontinen pada awalnya merupakan satu kesatuan dan kemudian karena pergerakannya kontinen tersebut terbagi menjadi beberapa bagian.
Pada tahun 1915, dalam The Origin of Continents and Oceans (Die Entstehung der Kontinente und Ozeane), Wegener mempublikasikan teori bahwa dahulu pernah ada satu superkontinen raksasa, yang di kemudian hari dinamakannya “Pangaea” yang berarti “Semua Daratan” atau “Semua Tanah”, dan mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai bidang. Dalam edisi terakhirnya, sebelum kematiannya, ia mengemukakan hasil observasinya bahwa lautan yang lebih dangkal secara geologi berusia lebih muda.
TEORI GAYA SENTRIFUGAL
Alfred Wegener mengemukakan teori untuk menjelaskan continental drift, walaupun tidak sepenuhnya benar. Teorinya mengemukakan bahwa gaya sentrifugal telah menggerakkan kontinen terhadap ekuator ketika bumi berputar. Dia menganggap pergerakan sentrifugal tersebut ditambah pasang surut pada kontinen (yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara matahari dan bulan) akan berpengaruh pada pergerakan kontinen.
REAKSI
Dalam pekerjaannya, Wegener menyajikan bukti-bukti untuk mendukung teori continental drift-nya, tetapi ia tidak dapat menyajikan mekanisme yang tepat untuk meyakinkan hal tersebut. Ide-idenya menarik beberapa pendukung seperti Alexander Du Troit dari Afrika Selatan dan Arthur Holmes dari Inggris. Walaupun demikian, pada masa itu hipotesisnya tetap diragukan. Pada tahun 1924 pekerjaan Wegener dipublikasikan dalam edisi Amerika, publikasi ini sangat kurang diterima sehingga American Association of Petroleum Geologists mengadakan simposium khusus untuk menentang hipotesis continental drift. Pada tahun 1930 teori Wegener hampir dilupakan oleh komunitas ilmuwan dan tetap kabur untuk hampir tiga puluh tahun.
Pada tahun 1950 dan 1960 beberapa perkembangan baru muncul dalam ilmu kebumian, salah satunya adalah penemuan penyebaran dasar samudera (seafloor spreading) dan zona Wadati-Benioff (Wadati-Benioff zones), menuntun pada kebangkitan hipotesis continental drift dan teori tektonik lempeng (plate tectonics). Alfred Wegener kemudian dikenal sebagai Bapak Penemu dari salah satu revolusi keilmuan mayor abad 20.
PENGHARGAAN DAN PENGHORMATAN
Institut Alfred Wegener untuk penelitian kutub dan kelautan (Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research) di Bremerhaven, Jerman didirikan pada tahun 1980 pada seratus tahun kematiannya. Penamaan beberapa hal untuk menghormati Wegener seperti The Wegener impact craters di mars dan bulan, asteroid 29227 Wegener dan semenanjung tempat ia meninggal di Greenland dinamakan Semenanjung Wegener.