SELAMAT DATANG

Selasa, 29 Desember 2009

Awan

Benda putih yang melayang – layang di udara ini terbentuk dari uap air di udara yang meluap menjadi titik – titik air, perluapan ini bisa terjadi dalam dua cara, yaitu:
  1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.

  2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik air di dalamnya akan semakin besar dan awan tersebut akan menjadi semakin berat dan perlahan – lahan gaya tarik bumi (gravitasi) menariknya ke bawah hingga sampai suatu titik di mana titik – tik air itu terus jatuh ke bawah atau yang biasa kita sebut dengan hujan.

Jika titik – titik air tersebut bertemu dengan udara panas, titik – titik air tersebut menguap dan menghilang, hal ini yang menyebabkan awan selalu berubah – rubah bentuknya.

Klasifikasi Awan


A. Awan Tinggi


Awan tinggi akan terbentuk antara ketinggian 3000m sampai 8000m di daerah kutub, 5000m sampai 12000m di daerah subtropis, dan 6000m sampai 18000m di daerah tropis.

Ada tiga bentuk awan tinggi, yaitu:

  • Cirrocomulus (Cc)
Cirrocomulus adalah awan tinggi yang terbentuk pada ketinggian 5 km – 12 km, cirrocomulus mengandung sedikit titik – titik air, awan cirrocomulus berbentuk seperti sisik ikan.


  • Cirrus (Ci)
Cirrus adalah awan tinggi yang terbentuk pada ketinggian 8 km, awan ini berbentuk seperti kapas tipis, awan cirrus biasanya mengidentifikasikan bahwa hari sedang cerah.

  • Cirrostratus (Cs)
Cirrostratus adalah awan tinggi yang terbentuk pada ketinggian 5,5 km, awan ini berbentuk sangat tipis hingga tidak kelihatan, ketika awan ini menutupi matahari maka akan terjadi “HALO” (lingkaran pelangi di sekelliling matahari)

B. Awan sedang


Awan sedang akan terbentuk antara ketinggian 2000m sampai 8000m tergantung wilayah terbentuknya,


Ada dua bentuk awan sedang, yaitu:

  • Altostratus (As)
Altostratus adalah awan yang terbentuk pada ketinggian 2,4 km sampai 6,1 km, awan ini terbentuk dari butiran air yang terkondensasi awan ini terlihat lebih padat,berwarna kelabu dan kelihatan seperti air.

  • Altocumulus (Ac)
Altocumulus adalah awan yang terbentuk pada ketinggian 2,1 km sampai 6,1 km, awan ini berwarna putih hingga abu – abu berbentuk seperti berlapis dan awan ini mengidenfikasikan bahwa cuaca sedang baik

C. Awan rendah

Awan rendah akan terbentuk pada ketinggian 2,1 km, ketika awan ini menyentuh permukaan biasanya disebut kabut.

Ada tiga bentuk awan rendah, yaitu:

  • Stratocumulus (Sc)
Stratocumulus adalah awan yang terbentuk pada ketinggian 2,4 km sampai 8 km,awan ini berwarna gelap tebal dan berkumpul dalam jumlah besar, awan ini mengidentifikasikan cuaca buruk.

  • Nimbostratus (Ns)
Nimbostratus atau awan hujan terbentuk pada ketinggian 2 km sampai 3 km, awan ini berwarna abu gelap dan mempunyai lapisan – lapisan yang jelas.

  • Stratus (st)
Stratus adalah awan yang berwarna gelap, abu sampai putih, hari yang mendung disebabkan oleh awan stratus yang menutupi sinar matahari, awan strus yang menyentuh permukaan biasanya disebut kabut.



Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah- celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung- gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”

(Qur’an surat An-Nuur 41-43)

Senin, 28 Desember 2009

Pemetaan geologi

Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tata guna lahan, dan lain sebagainya.

Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil keputusan, baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya dalam penentuan rencana rute suatu jalan, sistem “cut and fill” pada pembuatan jalan di medan yang berbukit-bukit. Peta geologi juga dipakai dalam untuk memperkecil ketidak pastian dan potensi penambahan biaya.

Metode Pemetaan Geologi Lapangan
Gambar 1.
kompas geologi


Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.

Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).

Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan batuan. Tatanama batuan dan pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan Sandi Stratigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan menggunakan kompas serta membuat sketsa singkapan dan mendokumentasikan melalui kamera. Pada dasarnya, peta geologi disusun dan diolah di lapangan melalui kegiatan lapangan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan hasil analisa di laboratorium (petrologi / petrografi, paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur dan studi literatur dan data sekunder.

Setiap unsur - unsur geologi dianggap sebagai bentuk - bentuk yang sederhana, batas satuan batuan, sesar, diperlakukan sebagai bidang-bidang teratur yang dapat diukur kedudukannya dan digambarkan dalam peta.
Peta geologi pada hakekatnya merupakan gambar teknik yang memperlihatkan sebaran satuan satuan batuan dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar 2.
unsur - unsur "struktur perlapisan batuan" strike (jurus perlapisan batuan), direction of Dip (arah kemiringan lapisan batuan), angle of dip (arah kemiringan lapisan batuan.


Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya harus diplot pada peta dasar dan pekerjaaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan.

Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan dan dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di laboratorium.

Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentang alam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.



Gambar 3.
pengukuran dip dengan bantuan kompas geologi.


Penentuan lokasi singkapan-singkapan batuan dapat dilakukan dengan KOMPAS maupun dengan alat navigasi yang dikenal sebagai GPS.


Gambar 4.
contoh ploting.


Pemetaan geologi dapat juga dilakukan dengan bantuan potret udara sebagai peta dasarnya. Untuk kepentingan pemetaan, potret udara yang diperlukan adalah potret udara yang saling overlap. Dengan mempergunakan stereoskop, maka kenampakkan 3 dimensi dari daerah yang akan dipetakan dapat diperoleh. Pemetaan dilakukan dengan cara penafsiran terhadap karakteristik batuan dan struktur geologi yang tampak di dalam potret.Untuk mendapatkan peta geologi yang maksimal maka diperlukan pengecekkan lapangan, terutama pada beberapa lokasi yang dianggap penting dan merupakan kunci dari hasil penafsiran potret udara

Rabu, 23 Desember 2009

Selasa, 22 Desember 2009

intan

Intan adalah mineral yang secar kimia meupakan bentuk kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memilki sifat – sifat fisika ynag istimewa terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya, sifat – sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.

Intan terbentuk jauh di dalam permukaan bumi karena tekanan dan termpratur yang memungkinkan intan itu untuk terbentuk, intahn terbawa ke permukaan melalaui proses letusan vulakanik oleh karena itu penambangan intan selalu berada di pipa – pipa vulakanis.

Di indonesia penambangan intan banyak terdapat di pulau kalimantan dan derah yangpaling terkenal yaitu daerah martapuara. Dari catatan sejarah pernah ditemukan intan terbesar seberat 20 karat pada tahun 1846, rekor ini kemudian dipecahkan pada tahun 1850 dengan ditemukannya intan yang lebih besar lagi seberat 167,5 karat.

Penambangan intan di kalimantan lebih banyak dilakukan dengan cara mendulang ( kok mendulang padahal intan terdapat di bawah permukaan bumi ), penambangan ini dimilai dengan menembak lobang degan cara menyemprotnya dengan air, materi tanah dan batuan yang terkikis di dasar lubang kemudian disedot dan dikumpulkan di sebuah kolam kemudian dimulailah proses pendulangan